Translate

Rabu, 03 Desember 2014

CONTOH FABEL || Persahabatan dan Permusuhan

Persahabatan dan Permusuhan

            Dahulu kala, tinggallah seekor gajah, kancil, dan monyet. Mereka tinggal di kampung yang terdapat beberapa sawah yang luas. Gino, ya itulah nama si gajah, sedangkan Kiro nama si kancil dan Mimo nama panggilan untuk si monyet. Mereka bertiga ini bersahabat . Mereka masing-masing mempunyai sawah yang luas yang ditanami beraneka ragam sayuran dan buah-buahan. Si Gino, menanam kacang panjang, jagung pare, stoberi dan manggis. Si Kiro, menanam buncis, cabe, sawi putih, markisa dan jeruk. Sedangkan si Mimo, menanam brokoli, bayam , kelengkeng, mangga dan jambu mente.

            Suatu hari, tanaman yang mereka tanam,tumbuh dengan subur dan waktunya panen. Mereka bertiga pun mengambil dan memetik hasil panenya. Setelah itu, hasil panennya mereka jual ke pasar. Tetapi, hasil yang didapat berbeda. Yang paling banyak, Mimo. Sedangkan Gino dan Kiro hanya berbeda sedikit penghasilan.Lalu,  Mimo pun dapat membeli barang-barang yang mewah. Seperti rumah yang mewah, mobil, sepeda motor dan lain sebagainya. Ia pun menjadi orang yang sangat kaya dan sombong di kampung itu. Gino dan Kiro iri melihat Mimo yang sangat kaya. Gino dan Kiro pun bekerja sama untuk mengalahkan kekayaan si Mimo. Dengan cara menanam banyak-banyak tanaman , agar dapat menghasilkan hasil panen yang banyak pula.
“Kiro, bagaimana jika kita bekerja sama untuk mengalahkan Mimo ? “ tanya Gino
“Baiklah, aku setuju dengan ide cemerlang mu itu.Tapi bagaimana bisa ?”
jawab Kiro
“Bisa saja. Kita harus menanam banyak-banyak tanaman, agar kita bisa mendapatkan hasil panen dan hasil jual yang melimpah, hahaha.. “ jawab Gino
“Baiklah, sekarang juga kita membeli bibitnya” kata Gino
“Ok.” Jawab Kiro
            Pada saat hendak membeli bibit tanaman yang hendak mereka beli, mereka pun melihat Mimo yang sedang duduk santai di depan teras rumah sambil membaca koran dengan disuguhi kopi hangat oleh pembantunya. Dengan rasa yang iri itu, Gino dan Kiro pun melemparkan batu ke gelas tersebut. Gelasnyan pun pecah dan Mimo melihat siapa yang melemparnya dan ia pun marah besar.
                        “Tunggu, hei kamu berdua !” kata Mimo dengan nada marah
                        “Ya, ada apa ? Kenapa kamu memanggil kami.” Jawab Gino
                        “Ada apa-ada apa, kalian kan yang melempar batu ke minuman saya ini !.
                         Berani sekali kalian.” Jawab Mimo
“Ya, memang kami yang melempar. Dan apakah kau ingat, kami ini sahabatmu ! Kenapa kamu begitu sombong dengan kekayaanmu, sampai-sampai kau tak menganggap kami sebagai sahabatmu. Kamu tak seperti dulu lagi !” jawab Kiro
“Hahaha.. Apa ? Sahabat ? Sejak kapan aku punya sahabat seperti kalian yang tidak punya apa-apa begini.” Jawab Mimo
“Kamu memang sangat keterlaluan, Mimo. Lihatlah kami akan membalas mu nanti.” Jawab Gino
“Siapa takut ? Memangnya kalian bisa ?” kata Mimo
Gino dan Kiro pun melanjutkan perjalanan mereka tanpa mendengarkan kata-kata si Mimo.

            Beberapa minggu kemudian, tercapai lah keinginan Gino dan Kiro. Yakni ingin mengalahkan kekayaan si Mimo.
“Hahaha... Akhirnya, tanaman kita pun sudah waktunya panen !”kata Gino  dengan senang
“Ya. Kita sebentar lagi akan kaya dan berhasil mengalahkan  Mimo yang sombong itu.” Jawab Kiro
“Baiklah, sekarang juga kita mengambil dan memetik hasil panen ini dan kita jual ke pasar.” Jawab Gino
“Oke.” Jawab Kiro
Setelah itu, mereka pun menjual hasil panen itu. Mereka pun mendapatkan hasil jual yang sangat banyak dan melebihi hasil jual Mimo. Mimo pun mengetahui hal ini. Ia pun terus berpikir, dan akhirnya ia pun sadar. Bahwa, selama ini ia telah menjadi sombong atas kekayaannya itu dan tak menganggap Gino dan Kiro sebagai sahabatnya. Kemudian, Mimo pun datang ke rumah Gino dan Kiro, bahwa ia ingin meminta maaf.
                        “Misi..” Kata Mimo
                        “Ya, tunggu sebentar.” Kata Kiro
Gino dan Kiro tidak mengetahui bahwa yang datang adalah Mimo. Gino dan Kiro pun keluar , ia pun melihat bahwa yang datang adalah Mimo.
“Hei kau, kau Mimo ? Ada masalah apa kau kesini ! Kami kan bukan sahabatmu, lagi. “ Kata Gino
“Tenang, tenang. Ya aku Mimo. Aku kesini dengan niat baik. Aku ingin meminta maaf atas kesalahanku. Aku sadar, bahwa aku sudah sombong dan tak menganggap kalian sebagai sahabatku sendiri. Apakah kalian ingin menjadi sahabatku lagi ? “ jawab Mimo dengan nada lembut
“Apa menjadi sahabatmu ? Dan sebenarnya kami juga meminta maaf , kami selama ini merasa iri dengan kekayaanmu. Lalu, kami pun  menanam banyak-banyak tanaman agar menghasilkan hasil jual yang melimpah untuk menyaingimu. Dan... Kami.. Kami.. Kami mau menjadi sahabatmu yang seperti dulu lagi.” Jawab Kiro dengan penuh kekesalan
“Ya, kami ingin menjadi sahabatm lagi.” Jawab Gino
“Horee.. Kita menjadi sahabat lagi !!.” Jawab Mimo sambil berpelukan dengan Gino dan Kiro
“Horee.. Nah, bagaimana jika kita bersama-sama mengurus sawah itu dan menanaminya dengan tanaman yang banyak.” Usul Kiro
“Baiklah, aku sangat setuju dengan idemu yang gemilang itu.”Jawab Gino
“Ya. Aku pun setuju dengan mu .” Jawab Mimo

            Akhirnya, mereka bertiga pun bersama-sama mengurus sawah . Mereka pun kini hidup dengan damai dan bahagia tanpa ada permusuhan lagi.